Untuk memahami statemen Ana Al Haq nya Siti Jenar mau pun Al Hallaj yang tingkat spiritual nya sudah sangat tinggi tentu berbeda dengan pemahaman manusia pada umumnya yang terkukungkung oleh dogma agama. Untuk memahaminya kita harus berbicara di dimensi yang lebih tinggi dari dimensi kemanusiaan atau dimensi syariat…Kalau Siti Jenar berbicara mengenai Ana Al Haqq maka beliau berbicara di dimensi ke Illahian atau dimensi marifat dimana ke aku an nya telah sirna oleh cahaya-NYA dan yang tinggal hanyalah AKU atau Allah dalam dirinya.
Jadi pro dan kontra selama ini terjadi karena masing masing berbicara dalam dimensi yang berbeda,…jadi tidak ketemu. Jadi masing masing sikap tersebut sebaiknya tidak saling menghakimi malah justru harus saling menghargai. Jadi bagaimanapun, Siti Jenar adalah salah satu Wali Allah dan untuk memahami ajaran beliau yang penuh hikmah diperlukan sikap hati yang bersih dan akal yang jernih pula dalam mensikapinya tanpa dikotori oleh dogma dogma agama…karena disini kita berbicara mengenai "hati" atau sirr dimana Allah beserta orang orang yang hati nya telah "luluh" karena Nya. Jadi jangan lah kita sekali sekali menghakimi seseorang karena ketidak tahuan kita.